SDK ST ANGELA

Hidup Sekali Harus Berarti!!

Arsip untuk Perkembangan Anak

Bila Anak seorang Pemalu

Gejala yang menunjukkan sifat pemalu pada anak memang tidak bisa dihindari, mengingat setiap orang memiliki karakter yang berbeda. Hal inipun bukan suatu kesalahan. Sementara ada juga anak yang belum tentu pemalu, namun hanya membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi. Berikanlah waktu dan ruang lebih kepada anak untuk mempelajari situasi di sekelilingnya. Hal ini akan membuat anak lebih mandiri, sekaligus tidak membuatnya stress karena merasa dipaksa untuk bersosialisasi. Adanya paksaan justru akan membuatnya semakin tidak nyaman dan keengganan untuk bersosialisasi pun semakin besar.

Kepercayaan diri seorang anak pemalu dapat meningkat apabila mereka tahu kelebihan apa yang dimilikinya. Bakat dan minat anak ini dapat digali lebih dalam melalui sanggar atau kegiatan yang terkait. Dengan demikian, lama-kelamaan anak akan terbiasa berada ditengah-tengah orang asing dan mendorongnya untuk berinteraksi. Anak yang lebih senang melakukan kegiatan individual, seperti menonton televisi, dapat memupuk dirinya menjadi orang yang semakin tertutup dan enggan melakukan kegiatan yang melibatkan orang lain.

Selain itu usahakan untuk tidak memberikan predikat pemalu kepada anak karena ia justru dapat mengikuti predikat yang disandangnya. Kadangkala hal ini memang terucap ketika berusaha menerangkan kondisi anak kepada orang lain. Namun, lengkapilah dengan hal-hal positif atau kelebihan yang dimiliki anak, sehingga kepercayaan dirinya tidak hilang.

Biasanya seorang anak pemalu juga tidak berani menatap lawan bicaranya, padahal ini merupakan salah satu cara berkomunikasi. Hal inipun dapat disiasati dengan melatihnya untuk selalu menatap mata anda ketika berbicara. Bila anak menolak, anjurkan untuk setidaknya menatap ke arah hidung bagian atas.

Selain dengan teman sebaya, anak juga harus didorong untuk dapat bersosialisasi dengan orang dewasa. Pasalnya, proses ini tidak hanya membantunya untuk memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik, tetapi juga dapat memperkaya pribadinya kelak.

9 Potensi Anak

1.Kecerdasan Linguistik: potensi berbahasa(verbal)
Yaitu bicara dan bercerita, serta menyimpan berbagai informasi, mengolah dan mengeluarkannya dalam bentuk kata-kata.
Stimulasi dengan mengajak anak bicara dan berpikir.
Bagus mengikutkannya pada aktifitas menyanyi, teater dan presenter cilik

2.Kecerdasan Logika Matematika: potensi bereksplorasi dan bereksperimen, berpikir dan menganalisa secara logis, mengklasifikasi benda dan menghitung. Stimulasi dengan mengenalkan konsep matematika lewat permainan pengelompokan, mengajak bereksperimen sederhana, memberi permainan menantang seperti puzzle dan balok-balok, serta memberi kegiatan ekstra seperti les matematika, kumon atau sempoa.

3.Kecerdasan Visual Spasial: potensi berpikir secara visual, berdaya khayal tinggi, berimajinasi dan berkreasi.
Stimulasi dengan memberi anak alat gambar, menyanyi, membuat prakarya, dan memberi kegiatan utak-atik plastisin atau tanah liat. Mengunjungi tempat-tempat menarik untuk merangsang imajinasi dan ikut kegiatan kesenian.

4.Kecerdasan tubuh (Bodily Kinesthetic): potensi bergerak atau kemampuan motorik kasar dan halus, sehingga anak memiliki keseimbangan, ketangkasan dan keindahan dalam gerak.
Stimulasi dengan mengenalkan kegiatan olah raga renang, basket, sepak bola dan menari.

5.Kecerdasan Musikal: potensi untuk bermusik, bila diasah benar-benar, bakat anak akan menonjol.
Stimulasi dengan mendengarkan musik dan lagu, mengenalkan ritme dan gerak mberirama, mengikutkan dalam less musik.

6.Kecerdasan Interpersonal: potensi berinteraksi, bersosialisasi, berempati dengan kondisi orang lain dan bekerjasama. Stimulasi dengan mendukung anak untuk berkelompok, ikut kegiatan social dan les ketrampilan.

7.Kecerdasan Intrapersonal: potensi memahami diri sendiri, peka dan bisa mengendalikan konflikm di sekitarnya.
Anak seperti ini cenderung pendiam, pemalu, namun memiliki intuisi dan motivasi tinggi. Stimulasi dengan memberi anak citra positif. Mengenalkan berbagai perasaan dan emosi, serta bersosialisasi.

8.Kecerdasan Natural: potensi mencintai alam seisinya.
Stimulasi dengan melukis, berkreatifitas dengan tanah liat dan memelihara hewan kesayangan.

9.Kecerdasan Spiritual: potensi mencintai sesame dan lingkungan.
Stimulasi dengan mengajaknya mengenali lingkungan, penghuni dan Sang Pencipta.